Rabu, 10 Februari 2016

Pameran Karya Seni Rupa Murni Indonesia

Sebuah karya seni akan meninggalkan kesan yang mendalam apabila karya tersebut telah mendapatkan apresiasi dari lingkungan di luar pelukis itu sendiri. Salah satu cara mengapresiasi suatu karya seni adalah dengan cara mengadakan pameran. Bagi seorang seniman, penyelenggaraan pameran sangat penting untuk dilakukan karena melalui pameran seorang seniman dapat menjalin hubungan luas dengan masyarakat luar, termasuk pengamat, kritikus, kolektor, dan lain-lain. Adanya pameran diharapkan dapat meningkatkan kualitas karyanya. Begitu pula sebaliknya melalui kunjungan ke pameran, masyarakat dapat meningkatkan apresiasinya terhadap karya seni. 

Senin, 22 Juni 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah                       : SMP Negeri  9 Banjarmasin
Mata Pelajaran          : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester         : VIII/ I
Aspek                         : Mendengarkan
Standar Kompetensi : 5. Mengapresiasi pementasan drama
Kompetensi Dasar     : 5. 2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
Indikator                    : 
-          Mampu menentukan karakter tiap-tiap tokoh
-          Mampu mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang   diperankan dengan alasan yang logis.

Alokasi Waktu           : 2x 40 menit (1x pertemuan)

A.    Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa:
1.      Mampu menentukan karakter tiap-tiap tokoh
2.      Mampu mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang diperankan dengan alasan yang logis

Karakter siswa yang diharapkan: Berani, kreatif, dapat dipercaya, tangggung jawab, rasa hormat dan perhatian.

B.     Materi Pembelajaran
1.      Menentukan karakter tiap-tiap tokoh drama
Sebelum kita melakukan evaluasi terhadap suatu tokoh kita harus menentukan karakter tokoh terlebih dahulu.
Karakter merupakan gambaran atau cerminan dari sifat seseorang.
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam suatu drama. Karakter tokoh dalam pementasan drama dapat dilihat dari cara aktor mengekspresikan diri, mimik wajah, intonasi suara, artikulasi, volume suara, dan tata rias serta tata  busana sebagai penguat karakter tokoh.
Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita, tokoh bisa dibedakan menjadi tiga bagian.
a.       Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
b.      Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanaya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
c.       Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protaginis maupun untuk tokoh antagonis.
2.      Mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang diperankan berdasarkan alasan yang logis.
Evaluasi maksudnya memberikan penilaian. Evaluasi pemeranan tokoh dalam drama yaitu memberikan penilaian terhadap penampilan tokoh.
Contoh:
Perankanlah potongan dialog naskah drama di bawah ini!
Nyonya Topo        : “Ambil semua sampah yang berserakan di halaman itu, jangan                                         sampai ada yang tersisa sedikitpun!”

Contoh hasil evaluasi
Suara yang diucapkan Ani tidak mewakili tokoh Nyonya Topo, suara Rita terlalu lemah sehingga tidak menunjukkan sifat tegas, seperti yang diucapkan Nyonya Topo.

C.    Metode Pembelajaran
Pemodelan      : Number Head Together
Metode            :
-          Ceramah
-          Diskusi
-          Tanya jawab
-          Penugasan

D.    Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan Awal (5 menit)
a.       Guru mengecek kehadiran siswa
b.      Guru mengecek kesiapan belajar siswa
Apersepsi
a.       Guru menanyakan karakter tokoh pemain drama yang pernah ditonton siswa
b.      Guru menyampaikan kompetensi dasar dan menuliskannya dipapan tulis
c.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d.      Guru menyampaikan informasi mengenai karakter tokoh dan mengevaluasi karakter tokoh
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
a.       Guru memfasilitasi siswa dengan contoh video penokohan drama
b.      Guru bersama siswa menentukan karakter pada tiap-tiap tokoh dalam contoh video drama yang ditayangkan
c.       Guru menyampaikan cara mengevaluasi karakter tiap tokoh
d.      Siswa mencermati dan memahami penjelasan serta contoh
Elaborasi
a.       Siswa membentuk kelompok dengan jumlah lima orang
b.      Siswa pada setiap kelompok diberi nomor
c.       Guru membagi naskah drama yang akan ditampilkan oleh setiap kelompok
d.      Seorang siswa dibantu oleh siswa lain dalam memberikan evaluasi terhadap penampilan kelompok lain yang memerankan naskah drama
Konfirmasi
a.       Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham
a.       Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap siswa
b.      Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi secara aktif
c.       Guru memberikan refleksi untuk memperoleh pengalaman

1.      Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan akhir:
a.       Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan
b.      Guru dan siswa menyimpulkan materi unsur pementasan naskah drama
c.       Guru memberikan motivasi kepada siswa
d.      Guru menutup pertemuan dengan salam

E.     Media dan Sumber Belajar
Media               : Laptop, LCD, Speaker, Karton, Spidol.
Sumber belajar : Buku paket bahasa Indonesia SMP kelas VIII, buku panduan pendidik,                              LKS Kindai SMP kelas VIII

F.     Alat Penilaian
1.      Tentukanlah karakter tiap-tiap tokoh yang ditampilkan oleh teman kelompok di depan kelas!
2.      Evaluasilah hasil penampilan kelompok yang memerankan tokoh berdasarkan karakter pada naskah!

G.    Penilaian Hasil Belajar
Menentukan karakter tiap-tiap tokoh
No
Deskriptif
Skor
1
Siswa mampu  menentukan karakter tiap-tiap tokoh (sesuai)
5
2
Siswa mampu  menentukan karakter tiap-tiap tokoh (kurang sesuai)
3
3
Siswa mampu  menentukan karakter tiap-tiap tokoh (tidak sesuai)
1

Mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang diperankan dengan alasan yang logis.
No
Deskriptif
Skor
1
Siswa mampu mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang diperankan dengan alasan yang logis (logis)
5
2
Siswa mampu mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang diperankan dengan alasan yang logis. (cukup logis)
3
3
Siswa mampu  mengevaluasi pemeranan tokoh berdasarkan karakter yang diperankan dengan alasan yang logis. (kurang logis)
1



Nilai akhir
 Nilai akhir
Keterangan:
Istimewa         : 9 - 10
Baik                 : 7 - 8
Cukup             : 6 – 7
Kurang                        : 5 – 6

Soal Pengayaan

1.      Tentukanlah karakter tokoh yang terdapat pada sinetron “Tukang Bubur Naik Haji”, kemudian evaluasilah tokoh yang berperan dalam sinetron tersebut dengan alasan yang logis!











Banjarmasin, 25 September 2013



Mengetahui,
Guru Pamong,                                                                                                 Mahasiswa,



                                                                                                                        Nur Hidayati                                                                
                                                                       







            

Rabu, 28 Agustus 2013

Laporan Penelitian Deiksis dalam Bahasa Paser

DEIKSIS DALAM BAHASA PASER PADA PERCAKAPAN MAHASISWA ASRAMA PUTRI PETONG BANJARMASIN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik
Kode AKBB 163


DOSEN
Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.

OLEH
Nurhidayati
NIM A1B110217


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JUNI 2013




BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

      Berdasarkan hasil observasi, peneliti berhasil mengumpulkan dan mencatat kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh tiga orang mahasiswa. Namun bukan berupa percakapan bahasa Indonesia tetapi hanya yang dituturkan oleh tiga orang mahasiswa dalam bentuk bahasa Paser.
      Pada hari Minggu, 12 Mei 2013 diperoleh deskripsi data sebagai berikut.
(Situasi menonton televisi di ruang tengah asrama)
A   :  Ise yo ite ene? (apa yang di liat itu?)
B    : Film usang, pemain yo Meriam Belina. (Film lama, pemainnya Meriam Belina)
A   : Ene sundok pian tayang pore. (Itu sudah pernah tayang kemarin)
C   : Kain belo pian mite film endo. Belo tau kesah yo. (Kami belum pernah melihat film ini. Tidak tau ceritanya.
A   : Manin ene nua yo tayang. Belo keo film makse ene be? Moko film endo?  (Besok itu lagi yang tayang. Tidak ada film selain ini kah? Kenapa film ini?)
B    : Sejarah endo tau be iko sejarah perfilman Indonesia. (Sejarah ini taulah kamu sejarah perfilman Indonesia.
C   : Mone remot? (Mana remot?)
A   : Mo lane hehehe. (di Sana hehehe)

      Pada hari senin, 13 Mei 2013 diperoleh deskripsi data sebagai berikut.
(Situasi pada saat memasak di dapur asrama)
A   : Diang ise iko po pasar? (Dengan siapa kamu ke pasar?)
B    : Sederai ka. Kenone? (Sendiri saja. Kenapa?)
A   : Belo keoka. Ngunti tingen. (Tidak apa-apa. Bertanya saja)
B    : Masak ise? (Masak apa?)
A   : Sayur bening ndo. Moli ise iko mo pasar? (Sayur bening ini. Beli apa kamu kepasar?)
B    : Moli esa diang piak. (Beli ikan dengan ayam)
A   : Kakan pepone dero? Aku kakan umpat po pasar kakan moli lombok diang tomat. (Mau kemana mereka? Aku mau ikut ke pasar mau beli lombok dengan tomat)

Pada hari selasa, 14 Mei 2013 diperoleh deskripsi data sebagai berikut.
(Situasi sedang santai di ruang tamu asrama)
A   : Woooi…gawi tugas aut, malah bekesah. (Woooi…kerjakan tugas, malah bercerita)
B    : Aku molo ndo bayu nggawi hahaha…(Aku siang ini baru mengerjakan hahaha…)
C   : Aku malom ndo bayu nggawi apan kuli istirahat ena sundok. (Aku malam ini baru mengerjakan supaya bisa istirahat kalau sudah.
D   : Manin aku nggawi hahaha… (Besok aku mengerjakan hahaha)
B    : Parah pea erai ndo. (Parah anak satu ini)
A   : Aku kakan nggawi tugas mo mendo, nang bekesah de! (aku mau ngerjakan tugas di sini, jangan bercerita ya!)
D   : Mo lane ka iko nggawi tugas ena belo kakan kringo kain bekesah! (Di sana saja kamu mengerjakan tugas kalau tidak mau mendengar kami bercerita)

A.     Deiksis dalam Bahasa Paser pada Percakapan Mahasiswa yang Muncul di Asrama Putri Petong Banjarmasin
         Berdasarkan pengamatan peneliti deiksis dalam bahasa Paser yang muncul adalah ene (itu), endo (ini), mo lane (di sana), mo mendo (di sini), aku (aku), iko (kamu), dero (mereka), kain (kami), po pasar (ke pasar), mo pasar (di pasar), pore (kemarin), molo (siang), malom ndo (malam ini), dan manin (besok). Deiksis mengacu pada bentuk yang terkait dengan penutur, yang dibedakan secara mendasar antara ungkapan-ungkapan deiksis ‘dekat penutur’ dan jauh dari penutur. Menurut     George Yule dalam Wahyuni (2006: 14) dalam bahasa Inggris, dekat penutur atau istilah-istilah proksimal, adalah ini, di sini, sekarang, sedangkan jauh dari penutur atau istilah-istilah distal, adalah itu, di sana, pada saat itu. Sejalan dengan pernyataan tersebut, dalam bahasa Paser juga terdapat istilah-istilah dekat penutur atau proksimal yakni endo (ini), mo mendo (di sini), sedangkan yang jauh dari penutur atau istilah-istilah distal dalam bahasa Paser yang terdapat pada percakapan di atas adalah ene (itu), mo lane (di sana). Untuk menafsirkan deiksis-deiksis itu, semua ungkapan bergantung pada penafsiran penutur dan pendengar dalam konteks yang sama.
         Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa Paser terdapat ungkapan deiksis seperti ene (itu), endo (ini), mo lane (di sana), mo mendo (di sini), aku (aku), iko (kamu), dero (mereka), kain (kami), po pasar (ke pasar), mo pasar (di pasar), pore (kemarin), molo (siang), malom ndo (malam ini), dan manin (besok).

B.     Jenis-Jenis Deiksis dalam Bahasa Paser pada Percakapan Mahasiswa yang Muncul Di Asrama Putri Petong Banjarmasin
Berdasarkan pengamatan peneliti deiksis dalam bahasa Paser terbagi menjadi beberapa jenis yakni sebagai berikut.
1.      Deiksis Persona
         Deiksis persona dalam percakapan mahasiswa yang muncul dalam bahasa Paser adalah aku (aku), iko (kamu), dero (mereka), dan kain (kami). Deiksis persona dalam bahasa Paser yang muncul pada percakapan mahasiswa asrama Putri Petong terbagi menjadi tiga yaitu kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua, kata ganti orang ketiga. Deiksis kata ganti orang pertama tunggal yaitu aku (aku), deiksis kata ganti orang pertama jamak yaitu kain (kami), deiksis kata ganti orang kedua tunggal iko (kamu), dan deiksis kata ganti orang ketiga adalah dero (mereka).
         Deiksis orang ditentukan menurut peran peserta dalam peristiwa bahasa. Peran peserta itu dapat dibagi menjadi tiga seperti yang sudah dijelaskan di atas. Pertama ialah orang pertama, yaitu kategori rujukan pembicara kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya, misalnya, aku (aku), dan kain (kami). Kedua ialah orang kedua, yaitu kategori rujukan pembicara kepada seorang pendengar atau lebih yang hadir bersama orang pertama, misalnya iko (kamu). Ketiga ialah orang ketiga, yaitu kategori rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar ujaran itu, baik hadir maupun tidak, misalnya dero (mereka).
         Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa deiksis persona yang muncul dalam percakapan mahasiswa di asrama Putri Petong Banjarmasin adalah aku (aku), iko (kamu), dero (mereka), dan kain (kami). Peran peserta dapat dibagi menjadi tiga yaitu kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua, dan kata ganti kata orang ketiga.

2.      Deiksis Tempat
         Deiksis tempat dalam percakapan mahasiswa yang muncul dalam bahasa Paser adalah ene (itu), endo (ini), mo lane (di sana), mo mendo (di sini), dan mo pasar (di pasar). Ene (itu) pada kalimat percakapan di atas diasosiasikan dengan benda/ barang yang berada atau bergerak keluar dari jangkauan pandangan. Maksud ene (itu) pada kalimat Ise yo ite ene? (apa yang di liat itu?) adalah penunjukan terhadap tayangan televisi yang berada di luar jangkauan pandangan secara langsung. Penutur tidak berada pada tempat penunjukkan tersebut. Endo (ini) pada kalimat Moko film endo? (kenapa film ini?) merupakan penunujukkan terhadap film yang sedang mereka tonton di televisi ketika itu. Demikian juga dengan kata mo lane (di sana) yang merupakan penunjukkan ke luar jangkauan pandangan, berada pada tempat yang jauh. Mo mendo (di sini) pada kalimat Aku kakan nggawi tugas mo mendo, nang bekesah de! (aku mau ngerjakan tugas di sini, jangan bercerita ya!) artinya kata Mo mendo (di sini) merupakan penunjukan tempat yang dekat saat itu yaitu ingin mengerjakan tugas di ruang tamu. Mo pasar (di pasar) pada kalimat Moli ise iko mo pasar? (beli apa kamu di pasar?) merupakan penunjukan tempat di luar jangkauan pandangan penutur.           
         Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa deiksis tempat yang muncul pada kalimat percakapan mahasiswa di asrama Putri Petong adalah ene (itu), endo (ini), mo lane (di sana), mo mendo (di sini), dan mo pasar (di pasar). Untuk mengetahui deiksis tempat seseorang perlu mengetahui konteks seorang penutur agar dapat memahami apa yang dimaksud oleh penutur.

3.      Deiksis Waktu
         Deiksis tempat pada percakapan mahasiswa dalam bahasa Paser yang muncul adalah pore (kemarin), molo (siang), malom ndo (malam ini), dan manin (besok). Pore (kemarin) yang terdapat pada kalimat Ene sundok pian tayang pore (Itu sudah pernah tayang kemarin) secara deiksis kata Pore (kemarin) berada satu hari lebih dulu setelah ditayangkannya film yang menjadi percakapan mahasiswa di asrama Putri Petong. Kata molo yang berarti siang pada kalimat Aku molo ndo bayu nggawi (Aku siang ini baru mengerjakan) menunjukkan deiksis waktu pada saat itu (siang itu) akan dikerjakan dengan segera. Kata Manin (besok) menunjukan deiksis waktu setelah hari ini, yang berarti besok.
      Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa deiksis tempat yang muncul pada kalimat percakapan mahasiswa di asrama Putri Petong adalah pore (kemarin), molo (siang), malom ndo (malam ini), dan manin (besok). Landasan psikologis dari deiksis waktu sama dengan landasan psikologis deiksis waktu. Kita dapat memperlakukan kejadian-kejadian waktu sebagai objek yang bergerak ke arah kita (ke dalam pandangan) atau bergerak menjauh dari kita (di luar pandangan).